Streaming Radio Rimba Pase

Welcome to Broadcasting Acheh People of Radio Rimba Pase 90,1 FM, on Tgk.Rahman Paloh Street Cot Kaye Adang Lhokseumawe, Aceh. Telp (0645)7043955, Sms:=============,Email:radiorimba_pase@yahoo.com

Gintip Kota Lhokseumawe dari atas


Kota Lhokseumawe adalah sebuah kota di Aceh, Indonesia. Kota ini berada persis di tengah-tengah jalur timur Sumatera. Berada di antara Banda Aceh dan Medan, sehingga kota ini merupakan jalur distribusi dan perdagangan yang sangat penting bagi Aceh.

Kota Lhokseumawe ditetapkan statusnya menjadi kota berdasarkan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2001.

Sejarah dan asal muasal Kota Lhokseumawe dari kata “ Lhok” dan “Seumawe”. Lhok artinya dalam, teluk, palung laut dan Seumawe artinya air yang berputar-putar atau pusat dan mata air pada laut sepanjang lepas pantai Banda Sakti dan sekitarnya. Keterangan lain juga menyebutkan nama Lhokseumawe berasal dari nama Teungku yaitu Teungku Lhokseumawe, yang dimakamkan dikampung Uteun Bayi, merupakan kampung tertua di Kecamatan Banda Sakti.



Syiah Kuala Ulama Besar Aceh

Syiah Kuala merupakan seorang ulama besar Aceh, Syiekh Abdurrauf bin Ali Al-Fansuri yang sangat berpengaruh dalam penyebaran agama Islam di Aceh pada 1001 Hijriah atau 1591 masehi.


Syiah Kula juga diabadikan menjadi  nama Perguruan Tinggi di Banda Aceh  yaitu Universitas Syiah Kuala.  dan makam menjadi obyek wisata spiritual dikarenakan umumnya masyarakat yang berkunjung ingin bernazar. Makam nya terletak di kawasan Kota Banda Aceh.


Masa muda
Nama lengkapnya ialah Aminuddin Abdul Rauf bin Ali Al-Jawi Tsumal Fansuri As-Singkili. Menurut riwayat masyarakat, keluarganya berasal dari Persia atau Arabia, yang datang dan menetap di Singkil, Aceh, pada akhir abad ke-13. Pada masa mudanya, ia mula-mula belajar pada ayahnya sendiri. Ia kemudian juga belajar pada ulama-ulama di Fansur dan Banda Aceh. Selanjutnya, ia pergi menunaikan ibadah haji, dan dalam proses pelawatannya ia belajar pada berbagai ulama di Timur Tengah untuk mendalami agama Islam.


Pengajaran dan karya
Ia diperkirakan kembali ke Aceh sekitar tahun 1083 H/1662 M dan mengajarkan serta mengembangkan tarekat Syattariah yang diperolehnya. Murid yang berguru kepadanya banyak dan berasal dari Aceh serta wilayah Nusantara lainnya. Beberapa yang menjadi ulama terkenal ialah Syekh Burhanuddin Ulakan (dari Pariaman, Sumatera Barat) dan Syekh Abdul Muhyi Pamijahan (dari Tasikmalaya, Jawa Barat). Azyumardi Azra menyatakan bahwa banyak karya-karya Abdurrauf Singkil yang sempat dipublikasikan melalui murid-muridnya. Di antaranya adalah: Mir'at al-Thullab fî Tasyil Mawa'iz al-Badî'rifat al-Ahkâm al-Syar'iyyah li Malik al-Wahhab. Karya di bidang fiqh atau hukum Islam, yang ditulis atas permintaan Sultanah Safiyatuddin. -Tarjuman al-Mustafid. Merupakan naskah pertama Tafsir Al Qur’an yang lengkap berbahasa Melayu. -Terjemahan Hadits Arba'in karya Imam Al-Nawawi. Kitab ini ditulis atas permintaan Sultanah Zakiyyatuddin. -Mawa'iz al-Badî'. Berisi sejumlah nasehat penting dalam pembinaan akhlak. -Tanbih al-Masyi. Kitab ini merupakan naskah tasawuf yang memuat pengajaran tentang martabat tujuh. -Kifayat al-Muhtajin ilâ Masyrah al-Muwahhidin al-Qâilin bi Wahdatil Wujud. Memuat penjelasan tentang konsep wahadatul wujud. -Daqâiq al-Hurf. Pengajaran mengenai taswuf dan teologi.

Cara Mendengar Streaming Radio Rimba Pase via Winamp

Untuk mendengar streaming Radio Rimba Pase di Winamp caranya gampang dan lebih stabil:
1. Buka winamp.
2. Klik File -> Play URL atau Add URL
3. Masukkan alamat streaming Radio Rimba Pase berikut atau copy dan paste pada kolom Open URL:
http://95.154.202.124:38434
4. Klik Open
5. Lansung terdengar siaran streamingnya

Waduk Keliling Aceh Besar


Waduk Keliling yang dibagun oleh BRR dengan anggaran 270,3 miliyar rupiah,luas lahan 330 hektar,kapasitas bisa menampung air lebih 18 juta meter kubit. telah menjadi tujuan alternatif berwisata yang berlokasi di Kabupaten Aceh Besar, suasana alamnya membuat anda dan keluarga betah berlama-lama di sana.

Stempel Kerajaan Aceh


Cap Sikureung (Stempel Kerajaan Aceh) yang di gunakan untuk mengecap semua surat pengangkatan jabatan di kerajaan, misalnya pengangkatan uleebalang.

Bendera Kerajaan Aceh


Bendera Kerajaan Aceh atau di kenal dengan Alam Zulfiqar
yang di buat oleh Sultan Ali Mughayat Syah yaitu Raja Pertama
Aceh mulai dari tahun 916-936 H (1511-1530 M) dan beliau yang
memproklamirkan berdirinya Kerajaan Aceh Darussalam dengan wilayah
meliputi Pacu sampai dengan Aru

Kupiah Meukeutop


Kupiah Meukeutop atau topi khas Aceh merupakan salah satu perlengkapan pakaian kebesaran, yang makna terkandung warna merah simbul/ makna kepahlawanan Warna kuning simbol/ makna Kerajaan /Negara Warna hijua simbul/ makna Agama Warna Hitam simbol/ makna ketegasan/ketetapan hati Warna putih simbol makna kesucian /keiklasan,
dan juga didesain dengan 4 tangga yang makna terkandung pada tiap tangga, tangga pertama bermakna Hukum, tangga ke dua bermakna Adat,
tangga yang ke tiga bermakna Kanun dan tangga yang ke empat bermakna Reusam.